Jumat, 08 Agustus 2008

Cerita tentang Pasmala

Slamet&Beku

Akhirnya langit itu terbuka
Badai itu pergi
Wajar terpendam dalam kebekuan
Kami menangis...

Slamet menunjukkan sekali lagi kepada kami
Dalam kebisuannya, dalam keangkuhannya
Menidurkan kami di bawah telapak kakinya
di dalam pelukannya
Mengukuhkan kematian sebagai simbol
Slamet tetap berdiri, tegak kokoh...

Sekali lagi kelopak itu melepuh
Slamet membisu
Memandang jasad-jasad dalam pelukannya
Meninabobokannya dan mengucap selamat tidur

Selamat tidur saudaraku
Kutaburkan edelweiss ini sebagai pewangimu
Sebagai penghangat tidurmu
Sebagai bukti cintaku..

(by:...........)

Gw ga tau ini puisi buatannya siapa. Tapi yg jelas puisi ini terpampang di base camp PA sekolah gw (PASMALA). Ada yg tau?

Tapi siapa pun itu, yg jelas puisi ini bermakna banget. Betapa alam adalah ciptaan Tuhan yang luar biasa, sumber segala, sumber kemakmuran, kekayaan, dan juga di sana juga kita akan kembali lagi. Jika Allah berkehendak melalui alam, maka terjadilah. Entah berapa banyak pendaki gunung, pemanjat tebing, penyelam, dan penikmat alam lainnya yang meninggal dan direngkuh lagi oleh alam. Kalu kita dapat bersahabat dengannya, kita akan merasakan kenikmatannya. Kalau kita bermusuhan dengannya, alam akan membuat kita menjadi makhluk yang sangat tidak berdaya.

Tapi gimana pun juga, pecinta alam adalah penikmat karunia Tuhan yang sangat berharga, dan akan selalu menjaganya, buka merusaknya. Setuju kan??!!!

Tentang kecintaan gw sama alam, gw kangen banget sama PASMALA. Sama sekretariatnya yang asri di halamn sekolah, yang menjadi musuh org2 yang sangat "straight". Sama becandaan konyol anak2nya yang kadang2 ga ada isinya. Sama kegigihan dan tekad bertualangnya sampe2 ngemis kemana2 cuma buat ongkos ke gunung atau pantai. Sama kekeluargaannya, where i can find my second home. :)

Yah, mungkin PASMALA ga seeksis atau sehebat komunitas pecinta alam lainnya. Mungkin PASMALA hanyalah kumpulan pelajar2 labil yang hanya cinta pada alam dan ingin menikmatinya. Mungkin PASMALA masih labil dan masih mencari jati dirinya. Gw cuma pengen PASMALA bangkit kembali.

Inget saat-waktu berjalan lama banget pas orientasi, makan bubur gunung (i still remember the smell,huekkss!!), tidur di trotoar rame-rame, ekspedisi Pesagi dengan anak-anak angkatan XIII yang gokil abis, sabtu-minggu yang selalu absen ke Mahitam. Dan satu lagi yang paling gw inget, lagu ini:

Mahameru

Dan bila senyum duka terawang di ufuk senja
itu tanda kutiada
Dan bila matahari tersenyum di ufuk timur
Itu tanda kutiada
Di jenjang Desember kau datang padaku
kubimbing kau ke lereng Semeru
Kubelai rambut yang hitam kau tersipu malu
Oh indahnya Mahameru

Walaupun gw dan beberapa temen PASMALA lain belum sempet kesampaian ke Mahameru, tapi kita sering banget nyanyiin lagu ini di mana aja

Suatu saat kita harus mencapai Mahameru ya teman!!! hehe

Ayo donk PASMALA bikin reunian, aktifin lagi kaya dulu, bikin acara trekking atau climbing atau rafting!!
gw tau banyak yg peduli dan sayang bgt ma PASMALA!!

PASMALA.. Lestari!!!!

Miss u guys!!

1 komentar:

a piece of life mengatakan...

pa kabar can i...

puisina jgn di ekspose dunk,
hehe..